Hi peeps!! Gimana kabar kalian hari ini??? Baik kan? Baik pasti..hihi
Nah..sekarang kita lanjut lagi ke cerita kemaren yaa..
Sudah ada gambaran kan mengenai kegiatan yang kemarin saya ikuti? Buat yang belum, kalian bisa kepoin ceritanya disini. Buat yang sudah, mari kita lanjut keseruan mengenai cerita hari pertama kegiatan Famtrip Blogger dan Media.
Seperti yang sudah saya ceritakan sebelumnya, hari pertama kita gunakan untuk explore zona wisata Dieng Banjarnegara. Salah satu destinasi wisata yang sempat kita kunjungi dan sekaligus menjadi trademark wisata Dieng adalah Kawasan Candi Arjuna. Kenapa disebut “kawasan”, karena memang diwilayah tersebut terdapat lebih dari satu Candi yang letaknya saling berdekatan.
Rombongan Famtrip berkunjung ke Candi Arjuna di dampingi oleh ahli arkeologi dan staff Dinas Pariwisata Kabupaten Banjarnegara. Hal ini menjadikan kunjungan saya ke Candi Arjuna terasa sangat berbeda dibanding kunjungan-kunjungan sebelumnya. Baru kali ini jalan-jalan ke Candi Arjuna sembari mendengarkan cerita sejarah, perkembangan dan mitos-mitos di balik candi Arjuna oleh orang yang berkompeten dan terpercaya. Asek asek..
Sepanjang mendengarkan cerita-cerita dari ahli arkeologi yaitu Bapak Aryadi Darwanto, sesekali saya dibuat bergumam, dan melontarkan pertanyaan-pertanyaan ajaib, “oooooo….”, “o..iya kah???”, “jadi gitu yaaa?”, “oalaaahhh….”, ” disini boleh kentut gak pak, ini kan tempat sakral?”, “minta jodoh boleh gak?”, . Eh……hahaha
Dan..sebagai putri daerah Banjarnegara, banyak sekali hal yang baru saya ketahui mengenai kawasan Candi Arjuna ini. Nah apa itu??? Mari kita jabarkan satu persatu.
1. Candi Hindu Yang “dituakan”
Meskipun sudah berkali-kali main ke candi Arjuna, namun saya benar-benar baru tau jika ternyata Candi Arjuna itu “dituakan” oleh kaum Hindu. Menurut penuturan Pak Arya, penganut agama Hindu dari Bali sering berkunjung ke Candi Arjuna dan mengambil beberapa air yang terdapat di sendang Maerakaca ataupun sendang Sedayu sebelum mereka melakukan ritual keagamaan disana. iya kah???
Perlu diketahui, kedua sendang ini berada di kompleks Dharmasala. Untuk masuk ke area Dharmasala, pengunjung bisa berjalan menuju arah candi. Nah sebelum masuk komplek candi utama, ada persimpangan jalan yang terdapat papan penunjuk arah ke sendang Maerakaca serta sendang Sedayu. Ikuti saja papan penunjuk arah tersebut. Lokasi kedua sendang ini saling berhadapan dan tidak jauh dari area candi utama. Masing-masing sendang memiliki kedalaman sekitar 3 meter. Berbentuk seperti sumur, kemudian terdapat pondokan kecil seperti gubuk diatasnya.
Selain dipergunakan untuk ritual keagamaan di Bali, air sendang ini juga dimanfaatkan sebagai jamasan ketika hendak melakukan ritual pemotongan rambut gimbal. Buat temen-temen yang pernah menyaksikan secara langsung ritual pemotongan rambut gimbal di Candi Arjuna, disitu terdapat prosesi dimana anak berambut gimbal seperti dipercik-percikan air sebelum rambut mereka di potong. Menurut penuturan narasumber kemarin, air itu berasal dari sendang Maerakaca dan sendang Sedayu. Sayang sekali ketika rombongan famtrip berkunjung ke sendang, air sedang kering. Mungkin karena efek musim kemarau.
2. Stupa Candi yang Belum ditemukan
Masuk ke kompleks utama candi, kita akan disambut oleh magisnya candi Arjuna, candi Srikandi, candi Puntadewa dan candi Sembadara. Kalian yang pernah berkunjung ke Candi Arjuna, pernah gak sih berfikir atau bertanya-tanya seperti ini; “candi yang dipugar kok dari dulu gak jadi-jadi sih? bikin jelek aja, gak rapi?“.
Jika kalian mempunyai pikiran demikian, selamat kita berada di pihak yang sama. hahaha
Dari dulu saya bertanya-tanya kapan rampungnya? dan baru kemaren mendapatkan jawabannya. Candi itu bukan di pugar peeps, melainkan di restorasi. Apa itu restorasi? ahh…googling aja banyak kok penjelasan mengenai itu. hiihihi.
Proses restorasi memakan waktu yang tidak singkat, arkeolog harus menemukan seluruh bagian candi agar bisa menyusun candi itu secara utuh. Nah..permasalahannya adalah, bagian yang paling vital, yaitu stupa dari candi Sembadra ternyata masih belum ditemukan hingga saat ini. Hal ini sangat menyulitkan proses restorasi, karena stupa biasanya digunakan sebagai acuan susunan candi. Aduh pak..jadi begitu to?? ya..ya..ya..
3. Pertemuan Rahasia Soeharto-Whitlam
Masih berada di kompleks Candi Arjuna, selanjutnya rombongan diajak untuk coffe break di pendopo Soeharto-Whitlam. Pendopo Soeharto-Whitlam merupakan bangunan seperti pondokan, terdapat aula kecil dan beberapa kamar tidur. Konon, pendopo ini dulunya digunakan sebagai tempat bertemunya bapak Soeharto dan Perdana Menteri Australia untuk membicarakan permasalahan Timor Leste, yang dulunya masih Timor Timur. Namun sampai sekarang belum ditemukan bukti otentik untuk memperkuat argumen tersebut. Biasanya pendopo ini digunakan sebagai tempat menjamu tamu ataupun tempat singgah rombongan Dinas yang sedang ada keperluan pekerjaan disekitar Dieng.
Selama perjalanan mengelilingi kompleks Candi Arjuna, pengunjung akan disuguhi pemandangan jalan berpondasi yang bersih nan indah, dihiasi pohon dan bunga-bungaan yang cantik terawat. Jika cuaca yang cerah, pengunjung dapat menikmati deretan pegunungan Prau yang sangat eksotis.
Fotonya cantiiik semua, dan aku seringnya cuma lewat kalo di depan Pendopo Soeharto – Whitlam. Sekarang jadi tahu kan sejarahnya
ahahhaha…cantik kayak modelnya yah..heheh…modelnya kak Ery, hihi
Aku malah belum mampir ke Sendang Sedayu dan Sendang Maerakaca, Git. Kayaknya musti balik ke Dieng lagi, nih. Kek nya seru kalo ngetrip bareng lagi, yak
hhihii…harus, nanti aku anterin lagi kesananya..hahahah
Wuihhh mantebh…mantab bethul. Jd pgn ke ke Arjuna lg…sama kamu, minta jodoh kamu. Halah hahaha
ahahhahahah…mau dijadikan yang berapa mas??